Rabu, 16 April 2014

Perbedaan


Beberapa hari yang lalu, gue baru aja menyaksikan kejadian yang menurut gue.. aneh, and.. it’s so annoying i think
 
Gue akan cerita sederhana aja. Gini..

Di twitter, udah hampir 3 tahun gue follow salah satu selebtwit yang nama akunnya @zarryhendrik. Mungkin dari kalian ada yang sudah tahu dia, atau pernah lihat dia beberapa kali di TV. Bang Zarry, begitu biasa dia disapa sama followersnya, pernah tampil dalam acara stand-up comedy MetroTV, dan di TransTV dalam acara ‘Love War’. 

Dia selalu mendadak bikin gue ketawa geli kalau baca tweet-tweetnya yang super kocak dan absurd, atau kadang bikin gue meleleh kalau dia ngetweet puisi-puisi indahnya. Ajaib deh.

Dan beberapa bulan sebelum pemilu kemarin, gue perhatiin dia sering banget ngetweet tentang dukungannya terhadap sebuah partai, beserta ketua umumnya. Yaitu Partai GERINDRA, dengan ketua umumnya Prabowo Subianto.
Nah, singkatnya. Kemarin di twitter dia share link akun tumblr-nya yang berisi tulisan dia dengan berbagai penjelasan secara subjektif tentang kenapa dia sangat mendukung Prabowo untuk menjadi Capres.
Diawal dia mengatakan tulisannya ini subjektif, jadi segala sesuatunya, baik itu pandangan maupun pendapat, benar-benar dilihat dari kacamata seorang Zarry Hendrik. Disitu Bang Zarry mengungkapkan alasan beserta beberapa penjelasan tentang dukungan politiknya terhadap Prabowo. Kenapa dia ingin sekali Prabowo menjadi presiden yang akan memimpin bangsa ini. Dan.. ohya, dia juga mengatakan bahwa dia gak begitu paham banget tentang politik, dia bukan pakar politik, dia menulis tulisannya itu hanya sekedar mengungkapkan bahwa setelah melalui pencarian panjang, akhirnya dia tahu partai dan capres mana yang akan dia dukung.

And finally….  bad response!! It’s really world war for you, Bang Zarry.

Beberapa menit setelah dia men-share link tulisannya itu di twitter, langsung rame kayak pasar deh tuh segala komentar-komentarnya. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Ya biasalah yah, pro kontra dalam pembicaraan politik udah biasa banget gue pikir. Jangankan pendapat seorang Zarry, pendapat dari tokoh politik terkenal sekalipun, pro kontra itu pasti selalu ada.
Tapi yang menurut gue jahat banget adalah, ada beberapa komentar yang bener-bener nge-judge personal. Nge-bully Zarry abis-abisan. Orang-orang itu emang ga setuju sama semua pendapatnya Zarry, tapi gak usah bikin tulisan balesan- yang isinya ngatain dia tolol, dungu, bego, dan segala macem kata-kata kasar- juga dong. 

Oke katakanlah Zarry gak tau apa-apa tentang trackrecord nya Prabowo, dia buta tentang sejarah di masa orde baru, yang saat ini membuat Prabowo di cap sebagai penjahat HAM akibat aksi penculikan aktivis pada tahun 98. Tapi maksud gue gini..
Setiap orang, bebas berpendapat. Setiap orang punya hak untuk ber-argumen tentang apapun.
Banyak kok orang-orang yang bahkan menjelek-jelekkan Jokowi, menghina kinerja SBY secara blak-blakan, berkomentar ini itu di media sosial. Yaudaaah… itu kan hak mereka. Bebas mereka mau bacot kayak gimana juga. Selama itu tidak merugikan orang lain, selama itu masih dalam konteks mengkritik yang sifatnya membangun, menurut gue itu sah-sah aja.
Apalagi ini.. tulisan Zarry tidak menjelekkan siapapun, tidak merugikan pihak manapun, ia hanya bercerita soal pilihannya, soal sesuatu yang interest baginya. Ya terus kenapa juga harus ngebully dia. Kalaupun ada yang salah dalam pendapatnya, yang tidak sesuai fakta, ya mbok beri tahu dengan cara yang baik, ubah pola pikirannya dengan statement yang enak didenger gitu lho , bukan malah ngata-ngatain dia dengan  kasar, bilang dia bego dungu segala macem.

Postingan gue ini bukan untuk ngebela Zarry atau ngebela partai yang bersangkutan. bukan itu poin nya.
Dari awal dia udah bilang, bahwa tulisannya ini benar-benar subjektif, murni dari opini dia sendiri. Ya itu seluruhnya hak dia. Sama seperti hak mereka yang juga bebas mau berpikir dan komentar apapun tentang tulisan Zarry itu. Tapi yang santunlah, yang gak nyakitin hati, dia kan bukan penjahat.

Itu sama halnya seperti begini:
Kamu gak bisa ngejelek-jelekin seseorang, bilang dia kampungan dan norak atau hal-hal jelek lainnya, hanya karena dia menyukai Durian, sedangkan kamu engga. Kamu beranggapan Durian itu ga baik untuk kesehatan, kadar gas nya tinggi, baunya bikin mual. Tapi disisi lain orang itu amat sangat menyukai Durian. Menghirup baunya saja baginya sudah menyenangkan. Baginya durian itu buah yang lezat.
Lantas apakah dengan begitu kamu membenci orang itu? Menghinanya dengan kasar sampai orang itu mungkin sakit hati. Tidak kan?
Karena ini soal pola pikir. Soal opini. Setiap orang berhak dengan pendapatnya masing-masing.
Mungkin orang itu bisa saja salah dengan opininya, karena dia tidak tau bahwa mengkonsumsi Durian secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan. misalnya.
Lalu apakah harus dengan cara mengatakan bahwa orang itu bodoh tolol dan sebagainya?
Oke, saya tahu mungkin persoalan politik, tidak bisa disamakan dengan kasus ‘Durian’ ini. Politik jelas bukan permasalahan sesederhana itu.
Tapi paling tidak, dengan kita mengambil contoh dari persoalan yang kecil, kita bisa lebih bijaksana dalam menentukan sikap ketika harus berhadapan dalam persoalan yang jauh lebih besar. Gitu kan?  ( cieeelaaahh bahasa gueee) hahahaha.
….
Anyway…
Gue sekarang ngerti kenapa bangsa Indonesia sulit sekali mencapai dan mewujudkan sila ketiga dalam pancasila,
itu karena masih banyaknya orang, yang belum bisa ‘bersikap’, serta tidak pernah menghargai adanya perbedaan pendapat.

2 komentar:

  1. asekkkkkkkk egaaaaa aku juga ppunyaaa hehe

    BalasHapus
  2. Punya apa olip maksudnya? Koe suka ndak jelas iki. Hahaha

    BalasHapus