Sabtu, 03 Mei 2014

Untuk Pak SBY


Assalamualaikum Wr.Wb.

Ter-untuk Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Orang nomor satu di negeri ini.

Apa kabar, Pak? Semoga Bapak dalam keadaan sehat wal’afiat. Begitu pun dengan anggota keluarga yang lainnya.
Sebentar lagi masa jabatan Bapak sebagai seorang presiden sudah hampir selesai. Sebentar lagi, Indonesia tidak ditangan kepemimpinan Bapak. Sebentar lagi, ada orang baru yang menggantikan Bapak memimpin negeri ini. Seseorang yang akan mendiami istana presiden selanjutnya. Seseorang yang akan menggunakan mobil mewah ber-plat ‘RI-1’ yang sebelumnya Bapak gunakan.
10 tahun sudah Bapak memimpin Indonesia. Menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan, yang tentu bukan tugas mudah.
Harus mengerjakan banyak persoalan rumit, mengurus segala sesuatunya mengenai negeri seluas Indonesia, mengurus rakyat sebanyak rakyat Indonesia, dan mengurus negeri sekaya Indonesia.
Tidak pernah terbayang oleh Saya, betapa setiap harinya Bapak sangat sibuk kesana kesini, mengurus berbagai macam kegiatan yang menjadi kewajiban Bapak sebagai presiden. Betapa setiap malam sebelum tidur, paling tidak selalu ada hal yang Bapak pikirkan mengenai bangsa ini, mengenai persoalan bangsa yang belum didapat solusinya, program kerja yang menemukan kendala luar biasa hingga belum terlaksana, atau mengenai kritikan-kritikan tajam dari masyarakat yang seolah menjadi petir dihati dan otak Bapak. Pasti semua itu paling tidak, selalu menganggu kenyenyakan tidur Bapak setiap malamnya.
Saya saja, frustasi jika tidak bisa tidur hanya karena memikirkan permasalahan diri Saya sendiri, yang paling tidak jauh-jauh dari urusan asmara dan urusan keluarga. Apalagi Bapak yang memikirkan permasalahan negeri sebesar Indonesia. Saya tidak sanggup membayangkannya.

Tapi, bagaimana pun sulitnya menjadi seorang presiden, Saya yakin Bapak sanggup. Buktinya, rakyat Indonesia bisa kembali mempercayakan Bapak menjadi pemimpin negeri ini, hingga 2 periode Bapak bisa memenangkan pemilihan presiden meski dengan pasangan yang berbeda. Artinya, saat itu rakyat percaya bahwa Bapak bisa kembali mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Saya pun yakin, selama ini bapak sudah berusaha sebaik mungkin, berusaha sekuat yang Bapak bisa, melakukan apapun yang terbaik untuk Indonesia.
Terima kasih, Pak. Telah menjalani tugas selama 10 tahun terakhir ini untuk kami, untuk rakyat Indonesia, untuk tanah Indonesia.

Terima kasih, telah mau menjadi pemimpin kami, kami yang terkadang selalu melihat sisi gagalnya kepemimpinan Bapak, tapi jarang menengok sisi keberhasilannya.

Terima kasih, Pak. Telah menjadi sosok yang kuat dan sabar mendengar kritikan kami, cemooh kami yang kadang melewati batas, sehingga terkesan tidak menghargai bapak sebagai pemimpin. Tapi berbagai cara apapun kritik yang kami berikan, percayalah semua itu kami lakukan agar Indonesia menjadi lebih baik, karena kami ingin agar Indonesia memiliki pemimpin yang kuat, tegas, dan berpikir cepat. Seburuk apapun pandangan kami terhadap oknum-oknum jahat dalam pemerintahan, sebenci apapun kami melihat kelemahan sistem yang ada di negeri ini, kami tetap mencintai negeri ini dengan segenap jiwa dan raga kami. Maka maaf, jika mungkin ada dari kami yang menyampaikannya dengan cara yang salah. Semata-mata semua nya hanya untuk bangsa yang kami cintai ini.
Terima kasih, Pak.

Dan siapapun yang akan menggantikan posisi Bapak kelak, semoga ia benar-benar sosok yang mau membenahi Indonesia, yang mau berjuang demi Indonesia, bukan ber-uang karena Indonesia.
Siapapun yang akan menggantikan posisi Bapak nanti, ia harus lebih baik. Harus bisa menjaga kesatuan Negara kita, harus bisa menjaga keutuhan bangsa. Mempersatukan kita hingga kita akan teriak bersama-sama :
“KAMI BANGGA MENJADI RAKYAT INDONESIA”