Selasa, 07 Februari 2012

kepada Rabu dan Sabtu ku yang dulu

hey..
apa kabar kalian ?
aku harap kalian tetap disana, jauh beberapa tahun kebelakang dari tempat aku menulis saat ini.
semoga tidak pergi kemana-mana, dan tidak beranjak sejengkal pun, tetap disana, tetap bersama kegembiraan kita yang dulu.

masih ingat aku?
aku yang begitu menyukai kalian.
begitu mencintai kalian melebihi hari yang lain..
aku..
yang selalu berharap kalian datang lebih cepat.
aku, yang dengan tidak sabar menunggu pukul 17.00

rabu, dan sabtu.
entah kenapa kini aku sangat rindu.
dua hari yang selalu menjemputku pada kebahagiaan.
kebahagiaan sederhana milik gadis kelas 6.
tidak peduli seberapa sulit pr sekolah.
tidak peduli malasnya mencuci sepatu perintah ibu. tidak peduli.
karena yang selalu aku inginkan,
rabu segera datang. dan sabtu segera kembali.

betapa menyenangkan masa maa itu.
dimana disetiap ceritanya selalu ada janji kegembiraan.

masih mau kah kalian mengundangku lagi dalam keindahan senja yang kalian miliki?
aku benar-benar merindukan itu.
merindukan dia.
merindukan teman-teman.
bahkan sampai belasan tahun terlewati..
bagiku.. kalian tetap menjadi hari favorit. tetap jadi dua hari spesial.

terima kasih untuk guru les ku yang telah memilih kalian menjadi hari kewajibanku untuk datang ke tempat itu.
tempat aku belajar bahasa asing.
tempat aku belajar kata 'apple' , 'house' , and bla bla blaa.
tempat aku belajar banyak hal bersama teman-teman.
tempat aku belajar mencintai kamu.
rabu, dan sabtu.
hari yang selalu aku nanti.
kalian tahu kenapa? ah aku rasa kalian sudah tahu alasannya.
baiklah..

sebab di hari itu.
ada cinta dari dia untukku, yang lalu ku balas setulus yang aku mampu.
juga disetiap celoteh dan tawa teman-teman.
ada cinta dihatiku yang tidak bisa padam.
dan tidak pernah terselesaikan.
hingga sekarang..
bahkan hingga kalimat terakhir dalam surat ini selesai kutulis.
sepanjang itukah aku mencintai dia?
sejauh inikah??


nb : untuk seseorang yang berada satu kelas dengan ku diruang les itu. satu satunya orang yang menjadi alasan mengapa aku menyukai kamu, rabu dan sabtu ku yang dulu.


Jumat, 03 Februari 2012

Ketentuan Bahwa

ketentuan bahwa..
aku mengenalmu sejak lalu.
sejak kita terbalut seragam polos itu,
lengkap dengan dasi dan tpi merah.
membingkai masa dimana dunia kita adalah hanya suka cita.
canda serta tawa begitu renyah kita baur bersama saat itu.

senja akan sangat berarti jika kita bertemu di Rabu dan di penghujung Sabtu.
(aku yakin kau masih mengingatnya)

ketentuan bahwa..
lalu, aku sebentar saja lupa pada segalanya,
pada kamu,
dan kita..
saat segalanya terpisahkan oleh arah yang tidak sama.
tapi itu benar-benar sebentar..
sangat cepat.
hanya melewati dua masa singkat.
biru .. dan abu-abu.

sebelum akhirnya kau kembali dan memulai semuanya dari awal.

ketentuan bahwa..
kita..
terjebak (lagi) dalam satu kondisi yang begitu rumit
aneh..
tapi entahlah,
bagiku itu amat menyenangkan..
meski tak sesederhana dulu

ada kegembiraan padaku, saat mendapati kamu, yang kini selalu membawa aku dalam hari-harimu.
mendapati kamu, yang mengores senyum saat kamu dan aku , bicara soal kita.
perhatian, kebersamaan, berucap kata 'sayang' ..
sudah menjadi kebiasaan kita ketika itu.

momen ramadhan pun tak lepas dari segala hal yang kini begitu ku rindukan.
saling mengingatkan shalat, makan sahur, atau sekedar saling mengirim pesan singkat saat berbuka.

ketentuan bahwa,
cuma kamu yang mampu membuat lagu-lagu yang kudengar terasa sangat sejuk.
cuma kamu yang setiap malam mengganggu fungsi kerja jantungku dengan suara getir.
cuma kamu yang saat iyu sukses menjadikan aku peri dalam mimpiku sendiri.

ketentuan bahwa.
banyak hal,
tempat..
dan cerita yang kulipat dalam ingatanku bersama kamu,
yang entah nantinya bisa kuhapus atau tidak.

kebersamaan yang cukp lama ini membuat pertanyaan besar..
ada apa sebenarnya dengan kita?
kebersamaan ini merangkul rindu..
bukan lagi untuk kita. tapi untuk kamu..
seperti dua tali yang berdekatan, namun tidak saling mengikat dan terikat.
hanya dekat.
benar-benar hanya dekat.
lalu mungkin sangat jauh..
lalu kemudian menjauh lagi. hingga semakin jauh..
begitu seterusnya.
aneh memang, tapi ini yang kau mau bukan?
karena kau bilang ini yang terbaik. meski awalnya aku membenak, baik untuk siapa? aku? atau kamu?

ketentuan bahwa..
kini kita punya pilihan masing-masing
untuk tetap bertahan, atau saling melepaskan.
hingga pada akhirnya..
aku memilih untuk menyerah..
dan lelah bertahan diantara ketidakpastian.

tali itu perlahan kulepas.
mudah..
karena memang tak pernah ada ikatannya.

ketentuan bahwa..
suliiit sekali kubuang lembaran demi lembaran tentang kamu.
sudah banyak cara yang kulakukan agar aku mampu berdiri tanpa selalu mengingatmu lagi.
nyatanya memang pahit, dan meski tidak menyembuhkan.

ketentuan bahwa..
kata maaf darimu tidak cukup jitu untuk membenahi sistem dan konstruksi hatiku yang sudah terlanjur kau berantaki.
maka kini.
aku sangat yakin bahwa Tuhan selalu punya arti atas ketentuan-ketentuan yang sudah terjadi selama ini diantara kita. ataupun yang akan terjadi nantinya.
terima kasih Tuhan ..
atas segala ketentuan ketentuanku bersamanya.

Bukan Padaku





Angin..
bawa impianku bersamamu saja
disini.. ia tak lagi bertempat

langit..
simpan mimpiku didekatmu
disini, di tanganku ia tak menyatu..
beri ruang, lalu sembunyikan rasa ini dibalik dekap maha biru mu.
karena dihatiku ia tak terpedulikan.

Tuhan..
jaga doaku disampingMu
jangan biarkan ia meminta banyak hal yang tak semestinya

:)

Jakarta, 14 November 2011