Sabtu, 03 Mei 2014

Untuk Pak SBY


Assalamualaikum Wr.Wb.

Ter-untuk Bapak Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Orang nomor satu di negeri ini.

Apa kabar, Pak? Semoga Bapak dalam keadaan sehat wal’afiat. Begitu pun dengan anggota keluarga yang lainnya.
Sebentar lagi masa jabatan Bapak sebagai seorang presiden sudah hampir selesai. Sebentar lagi, Indonesia tidak ditangan kepemimpinan Bapak. Sebentar lagi, ada orang baru yang menggantikan Bapak memimpin negeri ini. Seseorang yang akan mendiami istana presiden selanjutnya. Seseorang yang akan menggunakan mobil mewah ber-plat ‘RI-1’ yang sebelumnya Bapak gunakan.
10 tahun sudah Bapak memimpin Indonesia. Menjadi kepala negara dan kepala pemerintahan, yang tentu bukan tugas mudah.
Harus mengerjakan banyak persoalan rumit, mengurus segala sesuatunya mengenai negeri seluas Indonesia, mengurus rakyat sebanyak rakyat Indonesia, dan mengurus negeri sekaya Indonesia.
Tidak pernah terbayang oleh Saya, betapa setiap harinya Bapak sangat sibuk kesana kesini, mengurus berbagai macam kegiatan yang menjadi kewajiban Bapak sebagai presiden. Betapa setiap malam sebelum tidur, paling tidak selalu ada hal yang Bapak pikirkan mengenai bangsa ini, mengenai persoalan bangsa yang belum didapat solusinya, program kerja yang menemukan kendala luar biasa hingga belum terlaksana, atau mengenai kritikan-kritikan tajam dari masyarakat yang seolah menjadi petir dihati dan otak Bapak. Pasti semua itu paling tidak, selalu menganggu kenyenyakan tidur Bapak setiap malamnya.
Saya saja, frustasi jika tidak bisa tidur hanya karena memikirkan permasalahan diri Saya sendiri, yang paling tidak jauh-jauh dari urusan asmara dan urusan keluarga. Apalagi Bapak yang memikirkan permasalahan negeri sebesar Indonesia. Saya tidak sanggup membayangkannya.

Tapi, bagaimana pun sulitnya menjadi seorang presiden, Saya yakin Bapak sanggup. Buktinya, rakyat Indonesia bisa kembali mempercayakan Bapak menjadi pemimpin negeri ini, hingga 2 periode Bapak bisa memenangkan pemilihan presiden meski dengan pasangan yang berbeda. Artinya, saat itu rakyat percaya bahwa Bapak bisa kembali mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Saya pun yakin, selama ini bapak sudah berusaha sebaik mungkin, berusaha sekuat yang Bapak bisa, melakukan apapun yang terbaik untuk Indonesia.
Terima kasih, Pak. Telah menjalani tugas selama 10 tahun terakhir ini untuk kami, untuk rakyat Indonesia, untuk tanah Indonesia.

Terima kasih, telah mau menjadi pemimpin kami, kami yang terkadang selalu melihat sisi gagalnya kepemimpinan Bapak, tapi jarang menengok sisi keberhasilannya.

Terima kasih, Pak. Telah menjadi sosok yang kuat dan sabar mendengar kritikan kami, cemooh kami yang kadang melewati batas, sehingga terkesan tidak menghargai bapak sebagai pemimpin. Tapi berbagai cara apapun kritik yang kami berikan, percayalah semua itu kami lakukan agar Indonesia menjadi lebih baik, karena kami ingin agar Indonesia memiliki pemimpin yang kuat, tegas, dan berpikir cepat. Seburuk apapun pandangan kami terhadap oknum-oknum jahat dalam pemerintahan, sebenci apapun kami melihat kelemahan sistem yang ada di negeri ini, kami tetap mencintai negeri ini dengan segenap jiwa dan raga kami. Maka maaf, jika mungkin ada dari kami yang menyampaikannya dengan cara yang salah. Semata-mata semua nya hanya untuk bangsa yang kami cintai ini.
Terima kasih, Pak.

Dan siapapun yang akan menggantikan posisi Bapak kelak, semoga ia benar-benar sosok yang mau membenahi Indonesia, yang mau berjuang demi Indonesia, bukan ber-uang karena Indonesia.
Siapapun yang akan menggantikan posisi Bapak nanti, ia harus lebih baik. Harus bisa menjaga kesatuan Negara kita, harus bisa menjaga keutuhan bangsa. Mempersatukan kita hingga kita akan teriak bersama-sama :
“KAMI BANGGA MENJADI RAKYAT INDONESIA”

Sabtu, 19 April 2014

Ada Apa Dengan Cinta?

Gue ga pernah ngerti kenapa film ini selalu berhasil bikin gue senyam-senyum sendiri kalo nonton.
Ya, bahkan sampe sekarang!
gue masih ngefans sama film ini sampe sekarang!



Pertama kali gue tahu film Ada Apa Dengan Cinta tuh waktu gue kelas 6 SD.

Ketika itu, perfilman Indonesia baru bangkit lagi.
Tentu aja film ini langsung heboh dimana-mana.
Film yg disutradarai oleh Rudi Soejarwo, dengan produser Mira Lesmana dan Riri Riza, yang sebelumnya juga memproduksi film Petualangan Sherina.
Petualangan Sherina pun cukup laris dan diminati banyak penonton Indonesia, khususnya anak-anak.
Nah, karena saat itu gw masih terhitung anak-anak, gue tahunya ya film Petualangan Sherina.

Sempet beberapa kali denger kakak gue heboh ngomongin film yg biasa disingkat 'AADC' itu dengan temen-temennya, maklumlah pada zaman itu kakak gue emang lagi ABG.
Sampe dia beli kaset soundtracknya.
Gue dengerin.
Dan.. Lagu-lagunya enak enak banget.
Gue suka.
Tiap hari gue dengerin.
lalu timbulah rasa penasaran gue sama filmnya.

Diakhir masa kelas 6 sd, gw nonton film AADC itu bareng temen gue yg entah dapet kasetnya darimana.
Pas nonton, gue banyak ga ngertinya, karena nontonnya gak fokus.
Ditambah lagi kasetnya bajakan. Gambarnya jelek. Goyang-goyang berantakan.
Yaudah gak kita lanjutin.
Perkenalan dengan AADC pun cukup sampai disitu.

Awal SMP,
salah satu stasiun televisi swasta nayangin film ini. Gue pun nonton dengan penuh rasa penasaran.
Lalu..
gue langsung jatuh cinta.
Film ini bikin gue senyum-senyum kayak orang lagi jatuh cinta, bikin gue nangis karena kisah persahabatannya, bikin ketawa karena hal-hal bodoh didalamnya.

Film ini yg pertama kali bikin gue tau sama aktris sekece Dian Sastro dan aktor se-waw Nicholas Saputra.




Gue, yg ketika itu masih SMP, beranggapan bahwa film ini keren. Drama nya dapet. Akting pemainnya natural banget.
Ditambah soundtracknya yg pas dan menyentuh.
Pokoknya gue suka sama film ini.
Ceritanya remaja banget.
Sampai beberapa kali tayang di TV, gue selalu nonton.
sampe gue SMA, sampe gue udah kuliah, gue kadang masih suka nonton. Sampe akhirnya punya sendiri filmnya di laptop. Hehehe
Dan jadi bagian terpenting yg ada dilaptop yg ga boleh dihapus.
...

"Bukannya aku mau berbagi nasib, nasib adalah kesunyian masing-masing"

Itu kutipan puisi Chairil Anwar yg ada di film AADC, yg diucapkan Rangga dan Cinta secara berbarengan.
Ini salah satu scene favorite gue, saat Rangga dan Cinta mulai baikan.

kata-kata yg cukup terkenal dari film AADC adalah bahasa-bahasa gaulnya, yg ketika itu GAHOLLL banget, yg sangat nge-Hits di kalangan ABG ABG. Seperti;

"Terus salah GUE? Salah TEMEN-TEMEN GUE?"

(Bentar, gue mau ketawa dulu).

Ehm! Lanjut.

Dan saat itu pun.. Bagi anak-anak SMA, ke sekolah pake kaos kaki panjang hampir selutut, rok diatas dengkul, terus nge-Genk, itu sangat ngetrend.
Sangat gaul.

Belum lagi beberapa dari mereka yg sengaja manjangin rambut, dan disekolah kemana-mana bawa kipas tangan bergambar power popgirl. Persis Cinta.
Hahahaha.

Terus gini..
Saking ngefans nya gue sama film AADC, gue sampe hafal semua dialognya.

Iya. Semuanya!

Terutama adegan Rangga dan Cinta.
Adegan pertama kali ketemu di perpus.
Adegan marah-marah didepan ruang mading, yg dengan logat gaulnya Dian Sastro bilang: "Elo, mau diwawancara sekarang? BASI!! MADINGNYA UDAH SIAP TERBIT!!"
Terus Rangga pergi dengan gaya cool nya.



Atau adegan Rangga dan Cinta ke kwitang nyari buku. Terus mereka berdua marah-marah (lagi) karena Cinta harus nonton konser PAS BAND sama temen-temennya.
"Yaudah sana susul temen-temen kamu. Bisa pulang sendiri?"
"Apa tuh maksudnya?"
"Ya.. Perempuan kayak kamu gapantes aja jalan ditempat begini sendirian"
Cinta natap Rangga galak, lalu jawab:
"Perempuan kayak gue? Perempuan kayak gimana tuh maksud lo?"


Adegan di kwitang itu favorite gue juga. Hahaha

Terakhir gue nonton film ini (lagi) sekitar 3bulanan yang lalu.
Lagi buka laptop, terus gatau kenapa tiba-tiba pengen aja gitu nonton lagi.
seru aja, liat adegan per adegannya.
Masa-masa sekolah yg fun,
Ketawa-ketawa nyaring khas ABG,
adegan Cinta ngejar Rangga ke Bandara..
Terus lari-lari berisik sama 4 sahabatnya.
Duh.. :D hahaha

dan yg gue amati yah, setelah munculnya film AADC, bermunculan juga tuh sinetron dan FTV sejenis anak sekolahan, berseragam putih abu-abu.

Bahkan..
Ada banyak sinetron atau ftv, yg pada saat klimaks, itu ngikutin banget adegan di AADC.
Contoh:
Ceritanya pemeran cowok/cewek akan pergi keluar negeri, terus pasangannya ngejar ke bandara, lari-lari untuk nyatain cinta atau nyatain penyesalan dan kata maaf.

Hmmmffh.

film AADC yg settingnya saat itu di tahun 2002, tentu masih sesuai.
Cinta ngejar Rangga ke bandara untuk minta maaf dan mencegah Rangga pergi, dia gamau sampai terlambat.
Pada masa itu jarang anak sekolah yg udah punya handphone sendiri. Jadi susah komunikasinya.
Lah kalo dijaman sekarang pakai adegan kayak gitu yah udah ga cocok.
Misal nih kalo sekarang ketika ada seseorang mau mencegah orang lain pergi, atau minimal mau ngmong sesuatu dulu sebelum orang itu pergi, ya mbok sms ajaa gitu, telpon! Bilang, " jangan dulu pergi. Tungguin aku! Aku lagi dijalan nyusul kamu"
Gitu aja repot.
Gausahlah lari-lari di bandara nyari-nyari orang dengan muka desperate. Buang-buang tenaga! Sok dramatis.
Hahaha

Ohya dan gue juga sadar yah,
Bahwa bahasa dan dialek si Cinta and the Genk di film ini sungguh berlebihan.
Gaul maksimal!
Gue juga suka ngakak dan geli sendiri liatnya.
Mungkin kalo sama anak jaman sekarang bakal dibilang 'alay'

Tapi seberapapun alay dan jadulnya, film ini akan selalu punya tempat dihati gue.

Film yang bikin gue jadi suka nulis puisi,
Yang bikin gue tertarik sama buku 'AKU',
Yang ngajarin tentang kejujuran pada diri sendiri,
dan terutama..
ngajarin tentang nilai-nilai persahabatan ;)


Jadi buat kalian yg belum nonton film ini atau mungkin lupa-lupa inget sama filmnya, silakan nonton ulang!

Namanya Zulfajri


Ketika pertama kali gue bertemu dengan anak ini, gak pernah terpikir bahwa anak ini bisa bikin gue berdecak kagum.

Namanya Zulfajri. 10 tahun.
Nama panggilannya Zul. Kelas 5 SD.

Dia salah satu murid gue di sebuah lembaga bimbingan belajar tempat gue kerja.
Sekilas Zul memang terlihat seperti anak-anak SD pada umumnya. Mungkin kita sudah biasa yah, melihat anak yang mahir banget berbahasa Inggris, atau mahir dalam mata pelajaran matematika. Nah si Zul ini lebih dari itu, selain dia emang pinter di pelajaran matematika dan IPA, dia ini punya wawasan yang luas banget, yang kedengarannya terlalu ‘waw’ untuk dimiliki anak seusia dia.
Awalnya, pertama kali gue ngajar dia, saat itu mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Dia dengerin dengan muka serius setiap omongan gue. Saat itu gue Cuma mengajar 2 siswa. Zul dan Andri. Mereka berdua les nya pagi hari, karena sekolahnya masuk siang. Jadi setiap gue ngajar kelas mereka, muridnya ya cuma mereka berdua.
Terus di beberapa menit terakhir jam belajar, gue nyuruh Zul dan Andri bercerita. Bercerita tentang apapun, tentang kisah-kisah pahlawan atau cerita rakyat yang mereka ketahui. Awalnya gue nyuruh Andri untuk bercerita. Tapi dia malu-malu, kebingungan gitu sambil senyam-senyum. Gue nggak maksa. Akhirnya gue meminta Zul yang bercerita. Dia mengangguk mantap.

Dengan muka polosnya dia bilang mau cerita tentang kisah Abunawas.

Oke akhirnya gue mendengarkan dia bercerita, mendongeng lebih tepatnya.
Ketika anak ini ngomong, gue langsung antusias ngedengerin apa yang akan dia ceritakan. Beberapa menit dia cerita, gue langsung ‘amaze’ banget sama Zul. Kata-kata yang dia ucapkan, gayanya berbicara, sumpah itu dewasa banget. Lancar banget dia ngedongengnya. Bener-bener kayak orang yang udah mahir public speaking. Diksi (pilihan kata) yang dia pakai, cara dia mainin intonasi suara, semuanya seperti belum pantes dilakukan oleh anak kelas 5 SD.

Contohnya, dia selalu membahasakan dirinya dengan sebutan ‘Saya’. Terus juga saat itu dia menggunakan kata-kata seperti; solusi, efektif.
Perbendaharaan katanya canggih banget meeen untuk anak seusia dia.
Ketakjuban gue belum cukup sampai disitu.

Beberapa minggu sebelum pemilu 9 April. Ketika gue lagi ngajar matematika, mereka berdua (Zul dan Andri) sedang gue suruh mengerjakan soal. Tiba-tiba Zul bertanya sama gue.
“Miss Ega nanti pemilu udah tau mau pilih caleg dari partai mana?’

Gue langsung cengo.

Bukan karena bingung mau ngejawab apa, tapi karena pertanyaannya itu lho guys.
Terus gue jawab , “udah sih, cuma belum pasti. Masih bingung. Emangnya kenapa Zul?”
Tanpa melepas pandangannya dari buku, Zul berkata, “pokoknya jangan milih caleg atau partai yang pake money politik, Miss”

JRENG JRENG!!

Kebayang gak sih, anak umur 10 tahun bisa ngomong kayak gitu?
Awalnya gue bergumam dalem hati ; ah nih anak omongannya sok dewasa dan sok ngerti banget. Paling kata-kata itu dia denger dari TV. And you know what! Ternyata gue keliru

Akhirnya gue memutuskan untuk ngajak ngobrol Zul perihal kalimat terakhirnya tadi. Gue penasaran aja sama bocah satu ini. Dan… oh my God, guys. Setelah gue ngajak dia ngobrol banyak hal. Ternyata..
Dia hapal partai apa aja yang ikut pemilu tahun ini, dia tau ketua umum partai mana yang punya kontribusi paling oke buat Indonesia. Dia bilang money politik itu pelanggaran dan gak baik. Bahkan dia nyeritain ke gue, tentang jokowi yang menurutnya belum pas untuk nyapres. Pendapat-pendapatnya itu dia ceritakan dengan gaya khas anak SD sih, Cuma kok menurut gue terlalu berat yah untuk dibahas sama anak seusia Zul.
Lalu dia juga sempet nanya ke gue tentang masa pemerintahan orde baru, dia minta gue nyeritain tentang masa pemerintahan Soeharto, terutama di akhir masa kepemimpinannya yaitu tahun 1998.
“Miss Ega, dulu itu waktu kerusuhan tahun 1998, gimana sih awalnya..”

Well..
Gue pun ceritain sekilas tentang semua itu sebatas yang gue tau aja.

Otak gue udah terlanjur dibuat shock sama anak ini.
Awalnya gue mikir, jangan-jangan Zul ini sebenernya adalah orang dewasa yang terjebak di tubuh anak kecil. Macam cerita Detective Conan gitu deh. Hahaha.

Beberapa pertemuan berikutnya, gue semakin interest sama anak ini, selain dia emang pinter dalam banyak mata pelajaran, dia juga pinter banget diskusi, pinter ngomong, rasa ingin tahunya besar banget, dan  berani pula. Gue gak pernah bertemu anak seumur dia yang punya rasa ingin tahu sebesar itu, pola pikirnya yang dewasa, dan secerdas dia.
Maka dari itu saking penasarannya gue, gue sempet nanya-nanya tentang dia. Zul rumahnya dimana, asli orang mana dan segala macem. Dan seperti dugaan gue, setiap apa yang gue tanyakan, gak akan dia jawab singkat seperti anak SD kebanyakan. Dia jawab pertanyaan gue dengan panjang lebar, dengan lengkap, dengan penjelasan-penjelasan yang detail banget.

Ternyata, dia itu lahir di Sulawesi. Dia nyebutin nama daerah nya gitu sih, cuma gue lupa. Kemudian ketika umur 4 tahun, dia pindah ke Kalimantan, Ayahnya dipindahkan kerja disana. Dia pun di Tangerang belum ada 2 tahun. Pindah ke Tangerang ketika kelas 4 SD. Makanya dia sempet cerita tentang perbedaan bersekolah di Kalimantan dengan di Tangerang. Dia juga cerita serunya waktu tinggal di Kalimantan itu.

Jadi tempat tinggal dia itu adalah daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Zul cerita, dia pernah melewati batas wilayah Indonesia dan Malaysia yang di jaga ketat sama tentara Malaysia. Malaysia punya semacam alarm di daerah perbatasan itu, kalau ada orang dari Indonesia yang melewati garis batas, alarmnya akan berbunyi, dan tentara Malaysia akan langsung sigap menangkapnya.
Zul cerita, suatu hari dia lagi main dengan teman-temannya didaerah situ. Lalu dari kejauhan dia melihat ada bendera Malaysia yang berkibar tinggi banget. Nah dia jalan terus ke jalan setapak yang hampir mau ke hutan sama teman-temannya. Kemudian gak lama ada bunyi alarm kenceng, dan 2 tentara Malaysia tiba-tiba muncul dihadapan Zul dan teman-temannya itu. Mereka ditanya-tanya sebentar, lalu disuruh pulang dengan segera.
Sehabis cerita hal itu, bisa kalian bayangin hal-hal berikutnya yang akan si Zul bahas sama gue.
Yaps, dia tiba-tiba ngomong tentang sistem pertahanan Indonesia yang menurutnya lemah.
“Malaysia daerah perbatasan darat nya aja di jagain tentara. Indonesia gak ada yang jaga Miss. Payah yah.”
Selanjutnya pembahasan dia semakin melebar. Soal budaya Indonesia yang waktu itu dicuri Malaysia lah, soal pemerintah Indonesia yang gak tegas lah, soal  masyarakat Indonesia yang kebanyakan lebih bangga sama hal-hal yang berbau lauar negri lah. Malah sempet gue mikir, Zul kamu nanti jadi presiden aja deh kalau gitu. Hahahaha. Tapi dia cita-citanya jadi dokter katanya. “jadi dokter itu keren”, gitu kata dia. Hahaha dasar bocah.

Duh pokoknya banyak deh yang sering Zul obrolin, ga mungkin gue ceritain semua detailnya. Yang pasti, dengan usianya yang baru 10 tahun itu, wawasannya luas banget. Kadang dia suka bahas bola, timnas, atau games gitu. Kadang nanya-nanya tentang kuliah gue, tentang lagu. Ah pokoknya banyak nanya deh ni anak. Cuma gue suka setiap apapun yang dia tanya. Itu pasti bisa ngasih gue ilmu baru dari penjelasan-penjelasan dia.

Bukan Cuma itu.
Zul adalah anak yang sopan dan nurut, terutama sama guru. Dia gak pernah ngeluh atau protes kalau dikasih PR dan disuruh ngerjain soal. Disaat temannya si Andri ngeluh ga mau ngerjain soal dari gue karena menurutnya soalnya susah, gue inget banget Zul malah ngomong begini;
“kerjain dulu Andri, jangan ngeluh, coba kerjain dulu.. jangan dulu bilang susah..”

Tuhaaan….

Dan satu hal lagi yang bikin gue gak abis pikir betapa anak ini istimewa banget di mata gue adalah , cara dia bersikap sama temannya. Mengayomi banget Guys. Dewasa banget.

Contoh gini,
temannya si Andri itu kadang suka marah-marah kalau pulpennya macet, atau rautannya tiba-tiba ga ada ditasnya, Zul akan dengan setulus hati nolongin, sambil bilang ;
“jangan marah-marah dulu Andri, sini gua cariin..”,
atau ..
“nih pake pulpen gua, gua bawa dua..”

Atau yang paling gue inget ketika, pernah suatu hari si Andri gue marahin karena dia gak mau diem dikelas, lari-larian kesana kemari. Eh setelah itu dia ngambek. Dia diem aja. Bahkan gue suruh ngerjain soal pun dia gak kerjain. Wah nih anak ngambek nih. Pikir gue. Gue tanya, gue ajak ngobrol, gue becandain, dia tetep diem aja. Malah nunduk terus. Eh, saat itu si Zul bilang begini;
“Andri jangan ngambek dong.. kenapa sih? Gak boleh begitu sama Miss Ega..”

Zul ngeliatin wajah Andri yang masih cemberut nunduk.

….

Nih foto Zul yang sempet gue ambil disela-sela gue mengajar. Hehehe.



Suatu hari entah kapan, gue pengen banget bisa ketemu anak ini saat dia udah besar, udah lulus kuliah, udah kerja, atau bahkan udah jadi dokter seperti cita-citanya. Amiin. Gue penasaran akan seperti apa dia dimasa depan kelak. Gue penasaran Zul bakal jadi orang seperti apa nantinya. Apakah seistimewa Zul yang sekarang? Apakah sehebat Zul di mata gue sekarang?
We will see.
;)

Kamis, 17 April 2014

saya

Saya sungguh tidak paham apa yg sebenarnya saya inginkan.
Apa yg masih saya risaukan di keadaan sejauh ini.
Keadaan se-berbeda ini.

semuanya sudah sangat jelas.
Sudah tak samar lagi.
Bahwa kamu.. Bukan lagi kamu yg dulu,
Bukan lagi kamu yg saya kenal ketika itu.

Saya sungguh tidak paham apa yg sebenarnya saya inginkan.
Saya ingin kamu kembali?
Ingin agar kamu tetap disini?
Tidak begitu.
Lagi pula sudah tidak mungkin.
Itu bukan keinginan kamu lagi saat ini.

Saya, tak pernah ingin kamu kecewakan lagi.
Saya, tak ingin bertemu dengan luka yg sama lagi.
Saya, sungguh tidak ingin mengharapkan apa-apa lagi.
Harapannya mati.
Harapan yg jika ku tanam, hanya akan memperluas luka hingga semakin lama keringnya.

Perkara ini benar-benar mempermainkan saya.
Kadang tenggelam,
Lalu kadang naik ke permukaan.
Terus tenggelam,
Lalu tiba-tiba muncul lagi dipermukaan.
Seperti itu terus.

Tak satu pun dari mereka, bahkan kamu..
Mengerti dengan situasi serumit ini.
Rumit,
tanpa bisa saya jelaskan seberapa membingungkannya melawan perasaan abstrak, yang keberadaannya tak pernah saya undang untuk masuk terlalu jauh.
Menyuruhnya pergi?? Tak semudah saat membiarkannya datang.
...

Semoga ini hanya perasaan kehilangan biasa yg tak akan lama lagi sirna.
Semoga ini, hanya perasaan takut dan gelisah yg secepat mungkin akan pergi.
Semoga ini, cuma gumpalan rindu yg akan cepat berlalu.
Semoga ini, bukan perasaan sayang dengan ketulusan penuh, yg bersemayam, lalu terkubur terlalu dalam di hati, yg bahkan kamu tidak tahu, bahwa saya menyimpan namamu disitu.

Lalu entah sekarang, tinggal bagaimana caraku menenggelamkan semuanya lagi.. Seperti kamu yg dengan cepat melenyapkanku seolah aku tidak pernah ada dalam hidupmu.
Ya, semudah itu.
Harus semudah itu.

dear, Ega

Ega..
Ini sudah hari kesekian sejak hati kamu dilukai tanpa penjelasan.
Sejak saat itu kan hati dan hari-hari kamu berubah gak karuan?

Biar ku beri tahu padamu yah.

Kamu, yang dulu berusaha menjaga hati agar tidak tergoda oleh yang ini, oleh yang itu..
berusaha tidak berpaling.. Karena kamu menjaga satu hati, menjaga satu janji.
Tapi dia tidak.

Kamu, yang dengan perasaan tulus entah sejauh mana, menerima apapun kekurangan dia, kelemahan dia, dan menerima karakternya yg sedikit banyak membuat kamu kesal.
Tapi dia tidak.

Kamu, yang selalu ingin memperbaiki semuanya, ingin merapikan yg sedang berantakan, ingin diberi kesempatan, agar semuanya tidak berakhir semudah ini
Tapi dia tidak.

Dia.. tidak melakukan hal yg sama seperti yg kamu lakukan.
Dia tidak inginkan hal yg sama, seperti yg kamu inginkan.
pada akhirnya kamu hanya berjuang sendirian.

Kamu sadar? Bahwa ternyata hati kamu seberjuang itu, Ega.

Tak usahlah merasa kecewa berlebihan, merasa terluka terus-terusan.

Biarkan semuanya terjawab oleh waktu.

Biarkan Allah yg menghapus perasaan kamu dengan sendirinya. Dengan ijin-Nya.

Jangan kamu memaksakan untuk lupa. Karena semakin dipaksakan, biasanya semakin tidak akan selesai.

Seperti kata orang bijak,
Cinta itu, ketika kita merelakan dia pergi, tanpa dia tahu bahwa kita pernah berjuang untuknya.

Rabu, 16 April 2014

Perbedaan


Beberapa hari yang lalu, gue baru aja menyaksikan kejadian yang menurut gue.. aneh, and.. it’s so annoying i think
 
Gue akan cerita sederhana aja. Gini..

Di twitter, udah hampir 3 tahun gue follow salah satu selebtwit yang nama akunnya @zarryhendrik. Mungkin dari kalian ada yang sudah tahu dia, atau pernah lihat dia beberapa kali di TV. Bang Zarry, begitu biasa dia disapa sama followersnya, pernah tampil dalam acara stand-up comedy MetroTV, dan di TransTV dalam acara ‘Love War’. 

Dia selalu mendadak bikin gue ketawa geli kalau baca tweet-tweetnya yang super kocak dan absurd, atau kadang bikin gue meleleh kalau dia ngetweet puisi-puisi indahnya. Ajaib deh.

Dan beberapa bulan sebelum pemilu kemarin, gue perhatiin dia sering banget ngetweet tentang dukungannya terhadap sebuah partai, beserta ketua umumnya. Yaitu Partai GERINDRA, dengan ketua umumnya Prabowo Subianto.
Nah, singkatnya. Kemarin di twitter dia share link akun tumblr-nya yang berisi tulisan dia dengan berbagai penjelasan secara subjektif tentang kenapa dia sangat mendukung Prabowo untuk menjadi Capres.
Diawal dia mengatakan tulisannya ini subjektif, jadi segala sesuatunya, baik itu pandangan maupun pendapat, benar-benar dilihat dari kacamata seorang Zarry Hendrik. Disitu Bang Zarry mengungkapkan alasan beserta beberapa penjelasan tentang dukungan politiknya terhadap Prabowo. Kenapa dia ingin sekali Prabowo menjadi presiden yang akan memimpin bangsa ini. Dan.. ohya, dia juga mengatakan bahwa dia gak begitu paham banget tentang politik, dia bukan pakar politik, dia menulis tulisannya itu hanya sekedar mengungkapkan bahwa setelah melalui pencarian panjang, akhirnya dia tahu partai dan capres mana yang akan dia dukung.

And finally….  bad response!! It’s really world war for you, Bang Zarry.

Beberapa menit setelah dia men-share link tulisannya itu di twitter, langsung rame kayak pasar deh tuh segala komentar-komentarnya. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Ya biasalah yah, pro kontra dalam pembicaraan politik udah biasa banget gue pikir. Jangankan pendapat seorang Zarry, pendapat dari tokoh politik terkenal sekalipun, pro kontra itu pasti selalu ada.
Tapi yang menurut gue jahat banget adalah, ada beberapa komentar yang bener-bener nge-judge personal. Nge-bully Zarry abis-abisan. Orang-orang itu emang ga setuju sama semua pendapatnya Zarry, tapi gak usah bikin tulisan balesan- yang isinya ngatain dia tolol, dungu, bego, dan segala macem kata-kata kasar- juga dong. 

Oke katakanlah Zarry gak tau apa-apa tentang trackrecord nya Prabowo, dia buta tentang sejarah di masa orde baru, yang saat ini membuat Prabowo di cap sebagai penjahat HAM akibat aksi penculikan aktivis pada tahun 98. Tapi maksud gue gini..
Setiap orang, bebas berpendapat. Setiap orang punya hak untuk ber-argumen tentang apapun.
Banyak kok orang-orang yang bahkan menjelek-jelekkan Jokowi, menghina kinerja SBY secara blak-blakan, berkomentar ini itu di media sosial. Yaudaaah… itu kan hak mereka. Bebas mereka mau bacot kayak gimana juga. Selama itu tidak merugikan orang lain, selama itu masih dalam konteks mengkritik yang sifatnya membangun, menurut gue itu sah-sah aja.
Apalagi ini.. tulisan Zarry tidak menjelekkan siapapun, tidak merugikan pihak manapun, ia hanya bercerita soal pilihannya, soal sesuatu yang interest baginya. Ya terus kenapa juga harus ngebully dia. Kalaupun ada yang salah dalam pendapatnya, yang tidak sesuai fakta, ya mbok beri tahu dengan cara yang baik, ubah pola pikirannya dengan statement yang enak didenger gitu lho , bukan malah ngata-ngatain dia dengan  kasar, bilang dia bego dungu segala macem.

Postingan gue ini bukan untuk ngebela Zarry atau ngebela partai yang bersangkutan. bukan itu poin nya.
Dari awal dia udah bilang, bahwa tulisannya ini benar-benar subjektif, murni dari opini dia sendiri. Ya itu seluruhnya hak dia. Sama seperti hak mereka yang juga bebas mau berpikir dan komentar apapun tentang tulisan Zarry itu. Tapi yang santunlah, yang gak nyakitin hati, dia kan bukan penjahat.

Itu sama halnya seperti begini:
Kamu gak bisa ngejelek-jelekin seseorang, bilang dia kampungan dan norak atau hal-hal jelek lainnya, hanya karena dia menyukai Durian, sedangkan kamu engga. Kamu beranggapan Durian itu ga baik untuk kesehatan, kadar gas nya tinggi, baunya bikin mual. Tapi disisi lain orang itu amat sangat menyukai Durian. Menghirup baunya saja baginya sudah menyenangkan. Baginya durian itu buah yang lezat.
Lantas apakah dengan begitu kamu membenci orang itu? Menghinanya dengan kasar sampai orang itu mungkin sakit hati. Tidak kan?
Karena ini soal pola pikir. Soal opini. Setiap orang berhak dengan pendapatnya masing-masing.
Mungkin orang itu bisa saja salah dengan opininya, karena dia tidak tau bahwa mengkonsumsi Durian secara berlebihan tidak baik bagi kesehatan. misalnya.
Lalu apakah harus dengan cara mengatakan bahwa orang itu bodoh tolol dan sebagainya?
Oke, saya tahu mungkin persoalan politik, tidak bisa disamakan dengan kasus ‘Durian’ ini. Politik jelas bukan permasalahan sesederhana itu.
Tapi paling tidak, dengan kita mengambil contoh dari persoalan yang kecil, kita bisa lebih bijaksana dalam menentukan sikap ketika harus berhadapan dalam persoalan yang jauh lebih besar. Gitu kan?  ( cieeelaaahh bahasa gueee) hahahaha.
….
Anyway…
Gue sekarang ngerti kenapa bangsa Indonesia sulit sekali mencapai dan mewujudkan sila ketiga dalam pancasila,
itu karena masih banyaknya orang, yang belum bisa ‘bersikap’, serta tidak pernah menghargai adanya perbedaan pendapat.